Jumat, 16 Maret 2012

Sekilas tentang Tradisi Dayak

Prosesi tradisi pernikahan Dayak Ngaju dilangsungkan dengan berbagai tahap. Perkawinan adat ini disebut Penganten Mandai. Dalam iring-iringan, seorang ibu yang dituakan dalam keluarga calon mempelai pria, membawa bokor berisi barang hantaran. Sedangkan pihak keluarga calon mempelai wanita menyambutnya di balik pagar. Sebelum memasuki kediaman mempelai wanita, masing-masing dari keluarga mempelai diwakilkan oleh tukang sambut yang menjelaskan maksud dan tujuannya datang dengan mengunakan bahasa Dayak Ngaju. Namun sebelum diperbolehkan masuk, rombongan mempelai pria harus melawan penjaga untuk bisa menyingkirkan rintangan yang ada di pintu gerbang. Kemudian setelah dinyatakan menang pihak pria, maka tali bisa digunting kemudian di depan pintu rumah calon mempelai pria harus menginjak telur dan menabur beras dengan uang logam yang maksud dan tujuannya supaya perjalanan mereka dalam berumah tangga aman, sejahtera dan sentosa.

Setelah duduk di dalam ruangan, terjadi dialog di antara kedua pihak, masing-masing diwakilkan (Haluang Hapelek). Di atas tikar (amak badere), disuguhkan minuman anggur yang dimaksudkan supaya pembicaraan berjalan lancar dan keakraban terjalin di kedua belah pihak.
Sebelum dipertemukan dengan calon mempelai wanita, calon mempelai pria terlebih dulu menyerahkan barang jalan adat yang terdiri dari palaku (mas kawin), saput pakaian, sinjang entang, tutup uwan, balau singah pelek, lamiang turus pelek, buit lapik ruji dan panginan jandau.
Sesuai dengan adat yang berlaku, sebelum kedua mempelai sah secara adat, mereka harus menandatangani surat perjanjian nikah, yang disaksikan oleh orang tua kedua belah pihak. Dan bagi para hadirin yang menerima duit turus, dinyatakan telah menyaksikan perkawinan mereka berdua.
Sebelum acara berakhir, masing-masing keluarga memberikan doa restu kepada pengantin (tampung rawar). Dilanjutkan dengan hatata undus, saling meminyaki antara dua keluarga ini sebagai tanda sukacita, dengan menyatukan dua keluarga besar.


Anda setuju?? :-D

5 komentar:

  1. nice info, dok.

    btw about the picture, that's not true :p :p :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahahaha udah pengalaman??

      Hapus
    2. belom sih, tapi saya lebih setuju kalo calon suami ideal itu yg udah lulus FKG, udah selese co-as, udah jadi dokter. jadi bisa ngasih palaku banyak2. haha

      Hapus
    3. anonim ini siapa ya??
      -___-!

      Hapus